Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek
Sabtu, 01 Juni 2013
0
komentar
Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek
Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek- Mengingat bahwa pada umumnya proyek berlangsung dalam kondisi yang berbeda beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya dilengkapi dengan analisis produktivitas dan indikasi variable yang mempengaruhinya. Variable atau faktor ini misalnya disebabkan oleh lokasi geogarafis, iklim, keterampilan, pengalaman, ataupun oleh peraturan peraturan yang berlaku. Variable di atas banyak yang bersifat intangibles, yang sulit untuk dinyatakan dalam nilai numeric. Dihitung secara matematis boleh dikatakan tidak mungkin.
Meskipun demikian, perlu adanya pegangan atau tolak ukur untuk memperkirakan produktivitas tenaga kerja bagi proyek yang hendak ditangani, yaitu untuk mengukur hasil guna atau efesiensi kerja, misalnya dengan membandingkan terhadap suatu norma yang dipakai sebagai patokan. Pegangan di atas penting sekali bagi organisasi seperti kontraktor nasional atau internasional yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan fisik dilokasi atau dinegara yang masih asing baginya.
Dalam rangka pengajuan tender, produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhada total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas.
Meskipun demikian, perlu adanya pegangan atau tolak ukur untuk memperkirakan produktivitas tenaga kerja bagi proyek yang hendak ditangani, yaitu untuk mengukur hasil guna atau efesiensi kerja, misalnya dengan membandingkan terhadap suatu norma yang dipakai sebagai patokan. Pegangan di atas penting sekali bagi organisasi seperti kontraktor nasional atau internasional yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan fisik dilokasi atau dinegara yang masih asing baginya.
Dalam rangka pengajuan tender, produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhada total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas.
Definisi indeks produktivitas dirumuskan sebagai berikut.
Jumlah jam-orang yang sesungguhnya digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
Indeks Produktivitas = Jumlah jam-orang yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan identik pada kondisi standar
Adapun yang dipakai sebagai kondisi rata rata di gulf coast UAS (1962-1963) dan diberi indek = 1,0. Hal ini berarti bahwa bila indeks produktivitas di tempat lain lebih besar dari 1,0, maka produktivitas tenaga kerja yang bersangkutan di bawah standar.
Sebaliknya, bila lebih kecil dari 1,0 produktivitasnya lebih tinggi dari standar. Sebagai gambaran , Tabel 23-1 memperlihatkan angka angka indeks atau faktor produktivitas tenaga kerja lapangan dari beberapa Negara pada tahun 1978. Angka tersebut setiap waktu dikaji dan dipengaruhi.
Di kolombia membutuhkan jam-orang atau tenaga kerja 2,25 / 1,30 = 1,73 kali lebih banyak dibandingkan Austria untuk menangani pekerjaan yang identik. Di samping angka indeks internasional di atas, seringkali terdapat pula angka indeks atau produktivitas tenaga kerja yang diterbitkan oleh institusi atau badan yang berwenang di masing masing area atau Negara yang bersangkutan.
Indeks Produktivitas = Jumlah jam-orang yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan identik pada kondisi standar
Adapun yang dipakai sebagai kondisi rata rata di gulf coast UAS (1962-1963) dan diberi indek = 1,0. Hal ini berarti bahwa bila indeks produktivitas di tempat lain lebih besar dari 1,0, maka produktivitas tenaga kerja yang bersangkutan di bawah standar.
Sebaliknya, bila lebih kecil dari 1,0 produktivitasnya lebih tinggi dari standar. Sebagai gambaran , Tabel 23-1 memperlihatkan angka angka indeks atau faktor produktivitas tenaga kerja lapangan dari beberapa Negara pada tahun 1978. Angka tersebut setiap waktu dikaji dan dipengaruhi.
Di kolombia membutuhkan jam-orang atau tenaga kerja 2,25 / 1,30 = 1,73 kali lebih banyak dibandingkan Austria untuk menangani pekerjaan yang identik. Di samping angka indeks internasional di atas, seringkali terdapat pula angka indeks atau produktivitas tenaga kerja yang diterbitkan oleh institusi atau badan yang berwenang di masing masing area atau Negara yang bersangkutan.
Produktivitas Tenaga Kerja dan QAD
Telah diuraikan diatas bahwa untuk menyusun perkiraan biaya, ketika kontraktor proyek masih asing dengan lokasi proyek yang akan di tangani, digunakan angka produktivitas relative terhadap angka standar Gulf Coast UAS atau standar “dasar” lain yang dapat memenuhi keperluan. Namun bila implementasi fisik suatu proyek telah dimulai, maka dapat disusun angka produktifitas tenaga kerja sesungguhnya berdasarkan kenyataan dilapangan.
Angka ini kemudian dipakai sebagai pegangan standar dasar untuk memantau produktivitas tenaga kerja dan pengeluaran biaya. Pendekatan ini sering dikenal sebagai Quantity Adjusting Budget (QAD).
Angka ini kemudian dipakai sebagai pegangan standar dasar untuk memantau produktivitas tenaga kerja dan pengeluaran biaya. Pendekatan ini sering dikenal sebagai Quantity Adjusting Budget (QAD).
Faktor faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Variable variable yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi:
1.Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu;
2.Supervisi, perencanaan, dan koordinasi;
3.Komposisi kelompok kerja,;
4.Kerja lembur;
5.Ukuran besar proyek;
6.Kurva pengalaman (learning curve);
7.Pekerjaan langsung versus subkontraktor; dan
8.Kepadatan tenaga kerja.
1.Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu;
2.Supervisi, perencanaan, dan koordinasi;
3.Komposisi kelompok kerja,;
4.Kerja lembur;
5.Ukuran besar proyek;
6.Kurva pengalaman (learning curve);
7.Pekerjaan langsung versus subkontraktor; dan
8.Kepadatan tenaga kerja.
Uraian berikut akan menyajikan penjelasan lebih lanjut.
Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu
Kondisi fisik geografis lokasi proyek, tempat penampungan tenaga kerja yang terawatt, serta sarana bantu berupa peralatan konstruksi, amat berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Kondisi fisik ini dapat berupa:
•Iklim, Musim, atau Keadaan Cuaca Misalnya, adanya temperatur udara panas dan dingin serta hujan dan salju. Daerah tropis dengan kelembaban (humidity) udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tenaga kerja. Sebaliknya, di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tenaga kerja lapangan akan menurun.
•Keadaan Fisik Lapangan Kondisi fisik lapangan kerja, seperti rawa-rawa, padang pasir, atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Hal yang sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus, seperti dekat unit yang sedang beroperasi. Hal ini dapat terjadi pada proyek perluasan instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oleh bermacam-macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatannya.
•Sarana Bantu Kurangnya kelengkapan sarana bantu seperti peralatan konstruksi (construction equipmen and tools), akan menaikan jam-orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebagai contoh, sarana bantu penyiapan lahan dalah truk, grader, scrape compactor, dan lain-lain. Sarana bantu harus selalu diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.
•Iklim, Musim, atau Keadaan Cuaca Misalnya, adanya temperatur udara panas dan dingin serta hujan dan salju. Daerah tropis dengan kelembaban (humidity) udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tenaga kerja. Sebaliknya, di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tenaga kerja lapangan akan menurun.
•Keadaan Fisik Lapangan Kondisi fisik lapangan kerja, seperti rawa-rawa, padang pasir, atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Hal yang sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus, seperti dekat unit yang sedang beroperasi. Hal ini dapat terjadi pada proyek perluasan instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oleh bermacam-macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatannya.
•Sarana Bantu Kurangnya kelengkapan sarana bantu seperti peralatan konstruksi (construction equipmen and tools), akan menaikan jam-orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebagai contoh, sarana bantu penyiapan lahan dalah truk, grader, scrape compactor, dan lain-lain. Sarana bantu harus selalu diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.
Sumber : Manajemen Konstruksi Imam Soeharto
Baca Artikel Lain di Bawah ini :
- Subkontraktor dalam Proyek Kontruksi
- Ekspedisi Transportasi Dalam Proyek
- Keselamatan Kerja Konstruksi
- Memantau Proses Produksi Manufaktur
- Bidang Keahlian Konsultan Manajemen Proyek
- Tujuan dan Fungsi Peserta Proyek
- Peranan dan Tugas Pemilik Proyek
- Defenisi dan Contoh WBS Proyek
- Hubungan Antara Engineering dan Pengadaan Proyek
- Desain Engineering
- Konsultan Manajeman Proyek - New !!
- Produk Kerja antara dan Akhir
- Defenisi Lingkup Proyek Manajemen
- Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi
- Panitia Tender Proyek Konstruksi
- Hubungan Antara Owner dan Kontraktor
- Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam Proyek
- Pengelolaan Alat-Alat konstruksi
- Hubungan Antara Owner, Kontraktor, dan Konsultan
- Peranan Pemilik dan Jenis Kontrak
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/06/produktivitas-tenaga-kerja-dalam-proyek.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA