Pelaksanaan Proyek Sistem De-watering
Jumat, 17 Mei 2013
0
komentar
Pelaksanaan Proyek Sistem De-watering
Sistem Dawetering |
Pelaksanaan pembangunan sebuah gedung tinggi tidak akan pernah lepas dari sistem De-Watering.
Tujuannya adalah untuk pengurasan air tanah yang dapat dikontrol secara tepat dan mengurangi akibat buruk dari pekerjaan ini. adanya pembuatan lantai basement yang dapat mencapai lima lantai, tingginya muka air tanah terutama di Kota Jakarta, akan memaksa digunakan sistem ini.
Tujuannya adalah untuk pengurasan air tanah yang dapat dikontrol secara tepat dan mengurangi akibat buruk dari pekerjaan ini. adanya pembuatan lantai basement yang dapat mencapai lima lantai, tingginya muka air tanah terutama di Kota Jakarta, akan memaksa digunakan sistem ini.
Umumnya sebelum proses pekerjaan de-watering dimulai, akan dilakukan uji pemompaan dengan tujuan
Dawetering Pumps |
1. untuk mengetahui besarnya volume air tanah ( debit air tanah) yang akan mengalir ke dalam lubang galian
2. Untuk mengetahui kecepatan proses kembalinya air tanah yang dikuras
3.Untuk mengetahui banyaknya pompa air yang dibutuhkan setelah didapat besarnya debit air tanah
4. untuk melihat aliran air di dalam tanah mengalir
5. Untuk mengetahui luasnya pengaruh radius penurunan muka air ( Bila lapisan basement hanya sekitar 2-3 lantai, tentu radiusnya tidak terlalu luas. Namun bila, lapisan basement-Nya sebanyak lima lantai bahkan lebih maka radius penerununan muka air tentu akan melebar lebih luas
6. Untuk mengetahui kerucut penurunan air tanah
7. Untuk mengetahui besar pengaruhnya terhadap gedung atau bangunan lain (rumah penduduk) disekitar yang sudah ada
8. Untuk mengetahui pada kedalaman berapa meter dapat ditemukan lapisan tanah yang kedap air atau lapisan yang banyak terdapat air ( data dari soil test)
2. Untuk mengetahui kecepatan proses kembalinya air tanah yang dikuras
3.Untuk mengetahui banyaknya pompa air yang dibutuhkan setelah didapat besarnya debit air tanah
4. untuk melihat aliran air di dalam tanah mengalir
5. Untuk mengetahui luasnya pengaruh radius penurunan muka air ( Bila lapisan basement hanya sekitar 2-3 lantai, tentu radiusnya tidak terlalu luas. Namun bila, lapisan basement-Nya sebanyak lima lantai bahkan lebih maka radius penerununan muka air tentu akan melebar lebih luas
6. Untuk mengetahui kerucut penurunan air tanah
7. Untuk mengetahui besar pengaruhnya terhadap gedung atau bangunan lain (rumah penduduk) disekitar yang sudah ada
8. Untuk mengetahui pada kedalaman berapa meter dapat ditemukan lapisan tanah yang kedap air atau lapisan yang banyak terdapat air ( data dari soil test)
Prosedur pemompaan
Mesin Pompa Dawetering |
Sesudah melakukan uji pemompaan dan semua prediksi aman, mulailah pekerjaan de-watering system dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pasang alat ukur permukaan air tanah. Alat ini dinamakan PIEZOMETER, serupa dengan sumur pemantau. bedanya pada ujungnya terdapat bukaan/saringan. alat ini dipasang pada lapisan tanah dikedalaman tertentu yang akan diukur tekanannya.Muka air tanah akan terbaca pada piezometer yang disebut ambang Piezometer.
2. Pasang sumur pemantau untuk memantau air tanah
3. Pasang sumur pompa yang jumlah dan kapasitasnya ditentukan setelah didapatkan hasil uji coba pemompaan. Jenis pompa yang dipakai adalah tipe Submarsible Pump atau tipe pompa rendam.Kapasitas pompa biasanya 100-600 Liter/menit
Turun atau naiknya permukaan air tanah dalam setiap sumur pemompaan dibaca dengan menggunakan alat pengukur elektronik yang disebut Electronic Water level meter atau dip meter. Alat ini dipasang pada sumur pemantau. Bila proses pekerjaan struktur basement dimulai, pemompaan akan terus berlangsung. melalui sumur pemantau, bila ketenggian muka air dalam batas aman, pemompaan sementara dihentikan. Bila dari sumur pemantau terdeteksi adanya muka air yang mulai naik mendekati batas ambang yang dizinkan, pemompaan kembali dilanjutkan untuk menurunkan batas ketinggian muka air sampai pada batas aman untuk bekerja.
Banyak pakar teknik sipil yang mengkhawatirka sebuah penggalian tanah untuk basement dapat berakibat turunnya bangunan tinggi disebelahnya. hal ini disebabkan adanya palarian air tanah pada saat dilakukan pekerjaan pondasi. Kekhawatiran ini sangatlah beralasan karena pada saat pekerjaan dimulai,akan dilanjutkan dengan De-watering.
1. Pasang alat ukur permukaan air tanah. Alat ini dinamakan PIEZOMETER, serupa dengan sumur pemantau. bedanya pada ujungnya terdapat bukaan/saringan. alat ini dipasang pada lapisan tanah dikedalaman tertentu yang akan diukur tekanannya.Muka air tanah akan terbaca pada piezometer yang disebut ambang Piezometer.
2. Pasang sumur pemantau untuk memantau air tanah
3. Pasang sumur pompa yang jumlah dan kapasitasnya ditentukan setelah didapatkan hasil uji coba pemompaan. Jenis pompa yang dipakai adalah tipe Submarsible Pump atau tipe pompa rendam.Kapasitas pompa biasanya 100-600 Liter/menit
Turun atau naiknya permukaan air tanah dalam setiap sumur pemompaan dibaca dengan menggunakan alat pengukur elektronik yang disebut Electronic Water level meter atau dip meter. Alat ini dipasang pada sumur pemantau. Bila proses pekerjaan struktur basement dimulai, pemompaan akan terus berlangsung. melalui sumur pemantau, bila ketenggian muka air dalam batas aman, pemompaan sementara dihentikan. Bila dari sumur pemantau terdeteksi adanya muka air yang mulai naik mendekati batas ambang yang dizinkan, pemompaan kembali dilanjutkan untuk menurunkan batas ketinggian muka air sampai pada batas aman untuk bekerja.
Banyak pakar teknik sipil yang mengkhawatirka sebuah penggalian tanah untuk basement dapat berakibat turunnya bangunan tinggi disebelahnya. hal ini disebabkan adanya palarian air tanah pada saat dilakukan pekerjaan pondasi. Kekhawatiran ini sangatlah beralasan karena pada saat pekerjaan dimulai,akan dilanjutkan dengan De-watering.
Akibat yang muncul adalah pori-pori tanah tidak lagi menyimpan air. semua air akan tersedot dan masuk kedalam sumur galian. tanpa dikehendaki lagi, lapisan tanah akan keropos dan tidak ada lagi air yang menahan atau menjaga kepadatan tanah. Risikonya, beban yang ada di permukaan akan menekan tanah ke bawah dan mengalami penurunan. besar penurunan tergantung pada sisa daya dukung tanah yang ada. Jika parah, bangunan amblas cukup dalam. Jika tidak terlalu parah, dinding bangunan akan retak-retak.
Umumnya yang terkena dampak dari sistem De-watering ini adalah perumahan penduduk disekitarnya. ablasnya pondasi bangunan akibat hilangnya daya dukung tanah membuat dinding pecah atau retak dan patah. mau tidak mau pemborong atau bahkan pemilik proyek wajib bertanggung jawab untuk melakukan ganti rugi.
Ada juga beberapa angapan bahwa jenis pondasi yang dipakai merupakan faktor penurunan air tanah. misalnya pondasi bore pile, untuk beban vertikal yang diterima bila sangat besar, tentunya diameter pondasi bor juga akan lebih besar.
Ataupun bila yang dipakai bore berdiamater 1 meter dengan kedalaman 40 meter, pondasi ini dapat menimbulkan penurunan bangunan disekitarnya.
Saai air masih memenuhi partikel tanah maka kondisi tanah dalam keadaan solid. Namun, ketika terjadi proses pengeboran, munculah lubang di dalam tanah. Lubang ini akan membuat air di sekitar galian mengalir untuk mengisi kekosongan tanah. mengalirnya atau larinya air tanah ini dapat menimbulkan keroposnya tanah yang ada di sekitar proyek. Faktor inilah yang diprediksi sebagai penyebab dari penurunan bangunan disekitarnya.
Umumnya yang terkena dampak dari sistem De-watering ini adalah perumahan penduduk disekitarnya. ablasnya pondasi bangunan akibat hilangnya daya dukung tanah membuat dinding pecah atau retak dan patah. mau tidak mau pemborong atau bahkan pemilik proyek wajib bertanggung jawab untuk melakukan ganti rugi.
Ada juga beberapa angapan bahwa jenis pondasi yang dipakai merupakan faktor penurunan air tanah. misalnya pondasi bore pile, untuk beban vertikal yang diterima bila sangat besar, tentunya diameter pondasi bor juga akan lebih besar.
Ataupun bila yang dipakai bore berdiamater 1 meter dengan kedalaman 40 meter, pondasi ini dapat menimbulkan penurunan bangunan disekitarnya.
Saai air masih memenuhi partikel tanah maka kondisi tanah dalam keadaan solid. Namun, ketika terjadi proses pengeboran, munculah lubang di dalam tanah. Lubang ini akan membuat air di sekitar galian mengalir untuk mengisi kekosongan tanah. mengalirnya atau larinya air tanah ini dapat menimbulkan keroposnya tanah yang ada di sekitar proyek. Faktor inilah yang diprediksi sebagai penyebab dari penurunan bangunan disekitarnya.
Anda Bisa Membaca Artikel lain tentang Manajemen Proyek dibawah ini. Jika anda suka mohon Like dan di Bagikan ke teman-teman yang lain. Terima Kasih
- Apa Itu Dinding Diaphragma ?
- Apa Itu King Post ?
- Apa Itu Lumpur Bentonite ?
- Cara Pembuatan Basement
- Faktor Keruntuhan Dinding Galian Tanah
- Fungsi Manajemen dalam perusahan Konstruksi - New !!
- Metode Konstruksi : Retaining Wall
- Pengenalan Proyek Konstruksi - New !
- Pengertian atau Defenisi Manajemen - New !!
- Penggunaan Form Work Khusus
- Perhitungan Kekuatan Untuk Form Work
- Pola Kerja Dinding Diaphragma
- Sistem Pembangunan Konvensional/Down-up
- Sistem Pembangunan Modern/ Top And Down
- Tingkatan Manajemen dalam Perusahan - New !!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pelaksanaan Proyek Sistem De-watering
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/05/pelaksanaan-proyek-sistem-de-watering.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA