Tenaga Kerja Langsung dan Borongan
Minggu, 02 Juni 2013
0
komentar
Tenaga Kerja Langsung dan Borongan
Tenaga Kerja Langsung dan Borongan- Persoalan utama dalam masalah tenaga kerja bagi kontraktor dan perusahaan-perusahaan sejenis, yang volume usahanya naik turun secara tajam, adalah bagaimana membuat keseimbangan antara jumlah pekerjaan kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah pekerjaan yang tersedia dari waktu ke waktu. Adalah tidak ekonomis untuk menahan atau memiliki sejumlah besar tenaga kerja pada saat volume pekerjaan sedang menurun ke tingkat yang rendah, dalam waktu yang panjang.
Demikian juga sebaliknya, jika tersedia banyak pekerjaan, tetapi sulit mencari tenaga kerja proyek yang mengerjakan konstruksi. Tenaga kerja di atas termasuk yang bertugas mengerjakan pabrikasi di lapangan lokasi, seperti menyiapkan rebar, pemipaan (pipe spool), struktur penyangga, dan lain-lain, yang jumlahnya dapat mencapai 6-10 kali tenaga di kantor pusat.
Demikian juga sebaliknya, jika tersedia banyak pekerjaan, tetapi sulit mencari tenaga kerja proyek yang mengerjakan konstruksi. Tenaga kerja di atas termasuk yang bertugas mengerjakan pabrikasi di lapangan lokasi, seperti menyiapkan rebar, pemipaan (pipe spool), struktur penyangga, dan lain-lain, yang jumlahnya dapat mencapai 6-10 kali tenaga di kantor pusat.
Dengan volume yang demikian besar (Proyek LNG Arun Tahap I pada periode peak mencapai 7.000 tenaga kerja), maka perlu suatu perencanaan yang teliti dan menyeluruh, mulai dari jumlah, jenis keterampilan, komposisi kelompok kerja (labor mix), jadwal kegiatan, sampai pada sumber penyediaan tenaga kerja dan penyelia.
Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu penyelia atau pengawasan dan pekerjaan dan buruh lapangan (craft labor).
Jumlah penyelia jauh lebih sedikit (5-10 persen) dibandingkan pekerjaan yang yang diawasi. Meskipun demikian, seringkali jumlah penyelia yang berkualitas yang tersedia di sekitar daerah proyek amat terbatas.
Dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja langsung (direct hire) adalah tenaga kerja yang direkrut dan mendatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.
Umumnya diikiuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar. Tukang las dang tukang pipa merupakan contoh produk dari latihan tersebut. tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang berkerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labor supplier) dengan kontraktor, untuk jangka waktu tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan memperhatikan usaha menyeimbangkan antara jumlah tenaga dan pekerjaan yang tersedia, umumnya kontraktor memilih untuk mengkombinasikan tenaga kerja langsung dengan tenaga kerja borongan. Sedangkan untuk pengawas atau penyelia yang terampil dan berdedikasi tetapi dipertahankan meskipun volume pekerjaannya rendah.
Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu penyelia atau pengawasan dan pekerjaan dan buruh lapangan (craft labor).
Jumlah penyelia jauh lebih sedikit (5-10 persen) dibandingkan pekerjaan yang yang diawasi. Meskipun demikian, seringkali jumlah penyelia yang berkualitas yang tersedia di sekitar daerah proyek amat terbatas.
Dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja langsung (direct hire) adalah tenaga kerja yang direkrut dan mendatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.
Umumnya diikiuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar. Tukang las dang tukang pipa merupakan contoh produk dari latihan tersebut. tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang berkerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labor supplier) dengan kontraktor, untuk jangka waktu tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan memperhatikan usaha menyeimbangkan antara jumlah tenaga dan pekerjaan yang tersedia, umumnya kontraktor memilih untuk mengkombinasikan tenaga kerja langsung dengan tenaga kerja borongan. Sedangkan untuk pengawas atau penyelia yang terampil dan berdedikasi tetapi dipertahankan meskipun volume pekerjaannya rendah.
Meratakan Keperluan dan Sistem Multiguna
Di samping naik turunnya pekerjaan yang disebabkan oleh ada atau tidaknya kontrak atau usaha yang ditangani, sifat kegiatan proyek sendiri bersifat dinamis, dengan akibat jumlah keperluan tenaga kerja berubah-ubah selama siklus proyek, baik kuantitas maupun kualitasnya. Secara teoritis, untuk menjaga efisiensi, maka jumlah tenaga kerja harus disesuaikan dengan perubahan di atas. Tetapi pada kenyataannya tidak mudah untuk melaksanakan hal tesebut, karena perusahaan tidak mungkin melepas dan merekrut tenaga berulang-ulang dalam waktu singkat.
Untuk mengatasinya diusahakan dengan sistem multi guna (multy craft), yaitu seorang tenaga kerja dilatih dan ditingkatkan kemampuannya agar dapat menangani berbagai mecam pekerjaan, misalnya tukang batu dapat juga bekerja sebagai tukang kayu. Cara lain adalah dengan meratakan pemakaian tenaga kerja (resource leveling). Hal ini dilakukan dengan jalan menggeser jadwal pekerjaan yang memiliki float sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Untuk mengatasinya diusahakan dengan sistem multi guna (multy craft), yaitu seorang tenaga kerja dilatih dan ditingkatkan kemampuannya agar dapat menangani berbagai mecam pekerjaan, misalnya tukang batu dapat juga bekerja sebagai tukang kayu. Cara lain adalah dengan meratakan pemakaian tenaga kerja (resource leveling). Hal ini dilakukan dengan jalan menggeser jadwal pekerjaan yang memiliki float sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Sumber : Manajemen Konstruksi Imam Soeharto
Baca Artikel Lain di Bawah ini :
- Subkontraktor dalam Proyek Kontruksi
- Ekspedisi Transportasi Dalam Proyek
- Keselamatan Kerja Konstruksi
- Memantau Proses Produksi Manufaktur
- Bidang Keahlian Konsultan Manajemen Proyek
- Tujuan dan Fungsi Peserta Proyek
- Peranan dan Tugas Pemilik Proyek
- Defenisi dan Contoh WBS Proyek
- Hubungan Antara Engineering dan Pengadaan Proyek
- Desain Engineering
- Perencanaan dan Kordinasi dala Proyek - New !!
- Produk Kerja antara dan Akhir
- Defenisi Lingkup Proyek Manajemen
- Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi
- Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek
- Hubungan Antara Owner dan Kontraktor
- Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam Proyek
- Produktivitas Tenaga Kerja Periode Puncak
- Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek
- Pekerja Langsung dan Subkontraktor
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Tenaga Kerja Langsung dan Borongan
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://kampus-sipil.blogspot.com/2013/06/tenaga-kerja-langsung-dan-borongan.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA