PT. Adhy Karya Pelaksana Jalan Tol Bali.
Rabu, 27 Maret 2013
0
komentar
PT. Adhy Karya Pelaksana Pekerjaan Paket 1 Jalan Tol Bali.
Jembatan Jalan Tol Bali |
Proyek jalan tol Nua dua- Ngurah Rai-Benoa Paket 1, yang berlokasi sekitar 90% diatas permukaan air itu dilaksanakan oleh Wika-Adhy-Hutama JO, dengan Lead Kontraktor adalah PT. Adhy karya, digawangi oleh Ir. Dwi Hari Purwanto selaku Manajer Project, dan Bima Adnanta, ST selaku deputy Manajer Project. Sementara itu selaku konsultan perencanaan PT. Lapi Ganesha Tama Consulting, dan konsultan QA atau Konsultan pengendalian mutu adalah PT.Cipta Strada.
Berkaitan dengan pengendalian mutu dilapangan, Ir. Ahmad Izzi- Manajer pengendalian untuk paket 1 dari PT. Jasa Marga Bali Tol mengatakan bahwa pekerjaan dilapangan berjalan lancar, karena mereka dibantu oleh QA untuk memastikan pekerjaan kontraktor sesuai apa yang dijanjikan terutama masalah mutu. oleh karena itu setip hari ada petugas QA yang mengawasi setiap kegiatan sehingga memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai yang direncanakan. ada sekitar 20 orang petugas dari tim QA pada masing-masing paket, terdiri dari beberapa orang ahli, antara lain ada ahli sturktur, Ahli Kontrak, Ahli Tanah, Ahli Mutu, dan sebagainya.
Karena proyek ini memakai jenis kontrak Lumpsum Sign & Build, Kontraktor bertugas mendesain sekaligus melaksanakan konstruksinya. Sehigga, utuk membangun sesuai dengn yang dijanjikan, maka kontraktor harus mempunyai prosedur mutu. Misalnya kontraktor akan melaksanakan pengecoran dan harus melaksanakan urutan pekerjaa yang ditetapkan. untuk memastikan kontraktor bekerja sesuai prosedur, maka QA bertugas untuk mengawasi dan memastikan kontraktor melaksanakan urutan pekerjaan tersebut dengan benar. Meski sudah dibantu oleh QA sebagai instansi dari pihak luar yang terlibat dalam proyek tersebut namun Bidang pengendalian Mutu tetap mengontrol untuk memastikan bahwa kontaktor bekerja dengan benar.
Kendala dalam proyek
Pembangunan Jalan Tol Bali |
Menurut Adi Siswanto, ST selaku Project Engineering Manajer PT. Adhy karya bahwa kendala pelakanaan salah satunya terjadi pada pekerjaan pemancangan, karena tergantung dari pasang surutnya air laut. pada saat pasang kedalaman air sampai 2 meter, tetapi ketika surut maka air menjadi habis, itu terjadi dalam waktu 3-4 jam terjadi 2 kali dalam sehari. jika pekerjaan pemancangan masih terkendala maka bisa mengakibatkan skedul masa konstruksi 12 bulan tidak tercapai.
yang dimaksud dengan masa pelaksanaan 12 bulan adalah apabila tidak ada inovasi pekerjaan dengan melakukan timbunan, maka jadwal pelaksanaan yang sudah direncanakan dalam waktu 12 bulan tersebut tidak akan tercapai. karena menurut kontrak masa pelaksanaan design & build adalah 14 bulan, dimana waktu 2 bulan pertama adalah masa desain dan 12 bulan berikutnya jadwal untuk aktivitas dilapangan smpai selesai serah terima pekerjaan.
Timbunan yang dibuat dengan maksud menyisiasati kondisi pasang surut, karena tanpa timbunan ketika surut akan menghambat pekerjaan karena kapan ponton tidak bisa bergerak. dengan melakukan timbunan maka pelaksanaan pekerjaan dilakukan sama halnya didaratan.
yang dimaksud dengan masa pelaksanaan 12 bulan adalah apabila tidak ada inovasi pekerjaan dengan melakukan timbunan, maka jadwal pelaksanaan yang sudah direncanakan dalam waktu 12 bulan tersebut tidak akan tercapai. karena menurut kontrak masa pelaksanaan design & build adalah 14 bulan, dimana waktu 2 bulan pertama adalah masa desain dan 12 bulan berikutnya jadwal untuk aktivitas dilapangan smpai selesai serah terima pekerjaan.
Timbunan yang dibuat dengan maksud menyisiasati kondisi pasang surut, karena tanpa timbunan ketika surut akan menghambat pekerjaan karena kapan ponton tidak bisa bergerak. dengan melakukan timbunan maka pelaksanaan pekerjaan dilakukan sama halnya didaratan.
Kendala menara SUTT
Sementara itu pekerjaan Pile cap menggunaka sistem precass, karena kondisi lokasi yang pasang surut mempersulit kapal ponton Batching Plant menuju ke lokasi pengecoran, dan bila menggunakan metode cor ditempat, akan menghambat skedul proyek. Namun cor ditempat tetap diperlukan dengan volume kecil berguna untuk mengikat tiang pancang dengan pile cap.
Namun masalah yang berhubungan dengan tiang pancang yakni pada saat investigasi kedalama pemancangan sekitar 18 Meter, tetapi ketika pekerjaan pemancangan dilaksanakan kedalaman pancang ada yang 18 meter. tetapi banyak juga yang 30 sampai 35 meter. Hal ini menyebabkan pemasangan tiang panjang melebihi dari rencana awal. karena jenis kontrak proyek adalah Lumpsum, sehingga kelebihan tiag pancang yang melebihi dari rencana terebut menjadi resiko Kontraktor pelaksana.
Kebutuhan tiang panjang mencapai 6.400 batang untuk pelaksanaa paket 1, dan jika pengiriman lewat darat hanya bisa mengirim 8-10 batang dari pasuruan, Subang, dan majalengka membutuhkan waktu 3-4 hari. maka untuk mengatasi masalah tersebut pengiriman tian pancang juga dilakukan lewat laut melalui pelabuhan tanjung priuk yang sekali angkt bisa mencapai 800 batang tetapi membutuhkan waktu 1,5 bulan akibat birokrasi yang panjang. sehingga pengiriman lewat lautpun dihentikan dan dilanjutkan dengan pengiriman leawat darat hingga mencaai 6,400 batang.
Masalah yang lainnya yaitu pada awalnya dibagian lokasi proyek ada menara SUTT kapasitas 150 KVa setinggi 13 meter, sehingga Clearance kabel menara dengan level jalan tol hanya 5 meter yang bisa membahayakan aktivitas dibawahnya. oleh karena itu, ketinggian menara harus dirubah menjadi 23 meter sehingga Clearance kabel listrik mencapat 23 Meter dengan jalan tol mencapai 15 meter agar aman.
Untuk menyelesaika masalah menara SUTT tersebut, pihak proyek cukup lama menunggu keputusan dari instansi terkait hingga 2 bulan. Namun atas perhatia Menteri BUMN Dahlan Iskan ketika berkunjung ke lokasi proyek, pada akhirnya masalah tersebut tidak berlarut-larut dan dapat segera selesai.
Demikianlah sekilas gambaran tentang kondisi permasalahan dalam pelaksanaan proyek Jalan Tol Bali Paket 1 ini. Semog bisa bermanfaat buat teman-teman Civil Engineering, sehingga kedepan ketika kita semua dierhdapkan pada kondisi masalah proyek yang seperti ini setidaknya kita harus mampu berinovasi secara cepat. sehingga pelaksanaan proyek bisa selesai pada waktu yang telah di tetapkan. karena jika waktu penyelesaian akan terhambat maka Biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.
Sumber referensi : Techo Konstruksi.
Namun masalah yang berhubungan dengan tiang pancang yakni pada saat investigasi kedalama pemancangan sekitar 18 Meter, tetapi ketika pekerjaan pemancangan dilaksanakan kedalaman pancang ada yang 18 meter. tetapi banyak juga yang 30 sampai 35 meter. Hal ini menyebabkan pemasangan tiang panjang melebihi dari rencana awal. karena jenis kontrak proyek adalah Lumpsum, sehingga kelebihan tiag pancang yang melebihi dari rencana terebut menjadi resiko Kontraktor pelaksana.
Kebutuhan tiang panjang mencapai 6.400 batang untuk pelaksanaa paket 1, dan jika pengiriman lewat darat hanya bisa mengirim 8-10 batang dari pasuruan, Subang, dan majalengka membutuhkan waktu 3-4 hari. maka untuk mengatasi masalah tersebut pengiriman tian pancang juga dilakukan lewat laut melalui pelabuhan tanjung priuk yang sekali angkt bisa mencapai 800 batang tetapi membutuhkan waktu 1,5 bulan akibat birokrasi yang panjang. sehingga pengiriman lewat lautpun dihentikan dan dilanjutkan dengan pengiriman leawat darat hingga mencaai 6,400 batang.
Masalah yang lainnya yaitu pada awalnya dibagian lokasi proyek ada menara SUTT kapasitas 150 KVa setinggi 13 meter, sehingga Clearance kabel menara dengan level jalan tol hanya 5 meter yang bisa membahayakan aktivitas dibawahnya. oleh karena itu, ketinggian menara harus dirubah menjadi 23 meter sehingga Clearance kabel listrik mencapat 23 Meter dengan jalan tol mencapai 15 meter agar aman.
Untuk menyelesaika masalah menara SUTT tersebut, pihak proyek cukup lama menunggu keputusan dari instansi terkait hingga 2 bulan. Namun atas perhatia Menteri BUMN Dahlan Iskan ketika berkunjung ke lokasi proyek, pada akhirnya masalah tersebut tidak berlarut-larut dan dapat segera selesai.
Demikianlah sekilas gambaran tentang kondisi permasalahan dalam pelaksanaan proyek Jalan Tol Bali Paket 1 ini. Semog bisa bermanfaat buat teman-teman Civil Engineering, sehingga kedepan ketika kita semua dierhdapkan pada kondisi masalah proyek yang seperti ini setidaknya kita harus mampu berinovasi secara cepat. sehingga pelaksanaan proyek bisa selesai pada waktu yang telah di tetapkan. karena jika waktu penyelesaian akan terhambat maka Biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.
Sumber referensi : Techo Konstruksi.
Demikianlah sedikit pembahasan tentang Pelaksana Pekerjaan Jalan Tol Bali semoga bermanfaat. Jika ada yang salah mohon diberikan komentar dibawah ini.
Anda Bisa Membaca Artikel lain tentang Manajemen Proyek dibawah ini. Jika anda suka mohon Like dan di Bagikan ke teman-teman yang lain. Terima Kasih
- MANAJEMEN PROYEK : Total Quality Control
- Pengenalan Form Work pada Proyek Konstruksi
- Pengenalan Jumping Form
- Pengenalan Slip Form
- Penggunaan Form Work Khusus
- Perhitungan Kekuatan Untuk Form Work
- Quality Control Pekerjaan Jalan - New !!
- Teknologi Form Work
- 10 Rel Kereta Api Terindah di Dunia
- Alat Transportasi
- Jalan Baja : Rel Kereta Api
- Jalan Tol Pertama di Indonesia - New !!
- Kebijakan Pembangunan Transportasi Indonesia
- Kenapa Butuh Perencanaan Jalan Raya
- Panduan Moda Transportasi Indonesia
- Pengertian Sistem Transportasi Indonesia
- Perbandingan Kereta Api Indonesia China
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PT. Adhy Karya Pelaksana Jalan Tol Bali.
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://kampus-sipil.blogspot.com/2013/03/pt-adhy-karya-pelaksana-jalan-tol-bali.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA