Persyaratan Bahan Bangunan Beton
Jumat, 21 Desember 2012
4
komentar
Persyaratan Bahan Bangunan Beton
CAMPURAN SEMEN UNTUK BETON
(1) Semen yang digunakan untuk
pekerjaan beton harus jenis semen Portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994
kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang
dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak
boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya
satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka
Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan
merk semen yang digunakan.
CAMPURAN AIR PADA BETON
Air yang digunakan untuk
campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan
yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus
diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu
air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan,
maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang
diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur
7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada
periode perawatan yang sama.
CAMPURAN AGREGAT UNTUK BETON
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus
harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran
yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih
sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak
bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan,
atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus
bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan
organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan
prosedur yang
berhubungan.
BATU UNTUK BETON SIKLOP
Batu untuk beton siklop harus
keras, awet, bebas dari retak, rongga dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu
harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang
mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop
tidak boleh lebih besar dari 25 cm.
BAHAN TAMBAH BETON
Bahan tambah yang digunakan
sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau
bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran
beton.
Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan
kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat
semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan
dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah dapat
diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut :
(a) Tipe A - bahan pengurang
kadar air Tipe A berfungsi untuk mengurangi
air dalam campuran, dan pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement
rasio dalam campuran sesuai dengan workability yang diinginkan, atau untuk
meningkatkan workability ada angka water-cement rasio yang telah ditetapkan.
(b) Tipe B - bahan untuk
memperlambat waktu pengikatan Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu
pengikatan pasta semen, sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan
tambah jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas,
dimana waktu pengikatan pasta semen dalam keadaan normal menjadi sangat pendek
dikarenakan suhu yang tinggi.
(c) Tipe C - bahan untuk
mempercepat waktu pengikatan Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu
pengikatan pasta semen, yang akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat
kekuatan beton, dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton precast
(dimana perlu pelepasan bekisting secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang
sangat penting.
(d) Tipe D - campuran bahan
pengurang kadar air dan bahan memperlambat waktu pengikatan Bahan tambah ini
untuk menambah workability, dimana beton mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat
workabel tanpa mengurangi density, ketahanan dan kekuatannya. Perlambatan waktu
pengikatan sangat berguna untuk waktu pengangkutan adukan beton yang lama ke
tempat pengecoran, pengecoran dalam kondisai yang sangat panas dan menghindari
cold joint.
(e) Tipe E - campuran bahan
pengurang kadar air dan bahan mempercepat waktu pengikatan. Bahan tambah ini
untuk menambah workability dan memberikan kekuatan awal yang tinggi, atau
memberikan kekuatan awal yang lebih tinggi pada workability yang sama. Bahan
tambah ini digunakan pada precast karena memungkinkan pelepasan bekisting lebih
awal dan dipakai untuk pekerjaan perbaikan dimana kekuatan awal sangat diperlukan.
(f) Tipe F - bahan pengurang
kadar air dengan tingkat angka tinggi atau superplasticizer. Tipe F atau
Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan
cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E. Penggunaan bahan ini
digunakan membuat beton alir (flow concrete) untuk menjangkau tempat yang tak
terjangkau oleh pengetar dan beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan
yang rumit.
(g) Tipe G - campuran bahan
pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau superplasticizer dan bahan
memperlambat waktu pengikatan. Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F
dan Tipe B, tetapi slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton
yang menggunakan superplasticizer.
BAHAN TAMBAH MINERAL
Bahan tambah yang berupa mineral
atau bahan limbah seperti Fly Ash, Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke
dalam campuran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991.
Demikianlah tulisan tentang
Persyaratan Bahan Bangunan Beton. Jika anda punya informasi lain terkait dengan
beton, mohon masukannya. Terima Kasih
Anda Juga Bisa Membaca Artikel Lain Tentang Teknik Sipil :
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Persyaratan Bahan Bangunan Beton
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://kampus-sipil.blogspot.com/2012/12/persyaratan-bahan-bangunan-beton.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
4 komentar:
Sepertinya rumit yah mengenai campuran bahan beton ini.. hahaha
Tapi, Informasinya menarik sekali loh mas..
Salam kenal yah :D
Mungkin teori diatas hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu, dan barangkali seperti perusahaan-perusahaan beton ready mix tentunya menerapkan teori di atas. Dalam praktek sehari-hari, ketika ada pekerjaan beton yang terpaksa harus menggunakan beton site mix.. sangat sulit menerapkan sistem agregat bersih saja sangat sulit, apalagi sekarang bahan-bahan beton yang sesuai standard sudah sangat langka, seperti pasit beton dan split yang bersih dari tanah. Kalau untuk semen, saya kira sudah tak perlu diragukan, pasti memenuhi SNI. Itulah barangkali sedikit yang saya sampaikan terkait artikel di atas. Terima kasih atas kunjungan Anda ke halaman blog saya
Digital Areas : Terima Kasih yah dah berkunjung Ke Blog Saya. Salam Kenal Juga.
PAk Endang : Iyha Pak, karena orag yang mencari Artikel ini tentu memiliki Hubungan dengan latar belakangnya kan. hehehe
Orang Sastra pasti jarang sekali mencari Artikel tetang Persyarata Bahan Bangunan.
Bisa jadi referensi saya, untuk membangun rumah. Makasih mas....
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA