Analisis Tingkat Kritis Suatu Jalur CPM
Sabtu, 18 Januari 2014
0
komentar
Analisis Tingkat Kritis Suatu Jalur CPM
Analisa Manajemen Proyek : Metode CPM |
Setelah Menyusun Kurun Waktu Kegiatan Proyek, Menyusun Jadwal Dengan Metode CPM, dan Mengetahui Cara Menghitung Jalur Kritis dan Float. Maka saat ini kita akan membahas tentang Cara Menganalisis Tingkat Kekritisan Suatu Jalur Kegiatan suatu Proyek. Sehingga Jaringan Kerja yang kita buat bisa tepat dan sesuai dengan realisasi kerja di lapangan.
Bila Tabel Float Total, Float Bebas, dan Float Inheren dibawah ini ditulis kembali menjadi Tabel Tingkat Kritis Jaringan Kerja maka akan memperlihatkan kegiatan-kegiatan dan jalur mana yang kritis, hampir kritis, dan kurang kritis, yang dari segi pengelolaan mempunyai arti sebagai berikut :
Float Total, Bebas, Inheren |
Tingkat Kritis jaringan Kerja |
Jalur Kritis
Jalur ini memerlukan perhatian maksimal dari Pengelola Proyek, terutama pada periode perencanaan dan implementasi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan, misalnya diberikan prioritas utama dalam alokasi sumber daya yang dapat berupa tenaga kerja, peralatan atau penyelia.
Pengalaman menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan kritis dari suatu proyek umumnya kurang dari 20 persen total pekerjaan, sehingga memberikan perhatian lebih kepadanya dianggap tidak akan mengganggu kegiatan yang lain hila telah direncanakan dengan sebaik-baiknya.
Pengalaman menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan kritis dari suatu proyek umumnya kurang dari 20 persen total pekerjaan, sehingga memberikan perhatian lebih kepadanya dianggap tidak akan mengganggu kegiatan yang lain hila telah direncanakan dengan sebaik-baiknya.
Jalur Hampir Kritis
Jalur ini memerlukan prioritas perhatian dari pengelola yang tidak sebesar pada kegiatan di jalur kritis. Meskipun demikian, bila tidak cukup diperhatikan bisa berubah menjadi kritis karena memiliki float yang tidak besar.
Jalur Kurang Kritis
Kegiatan-kegiatan pada jalur ini pada umumnya dianggap kurang memerlukan perhatian dari pucuk pimpinan proyek terutama dalam aspek jadwal.
Pendekatan dengan cara di atas yang dikenal dengan "management by exception" adalah salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode jalur kritis.
Pendekatan dengan cara di atas yang dikenal dengan "management by exception" adalah salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode jalur kritis.
Jadwal dengan Kalender
Pada jaringan kerja, perhitungan kurun waktu didasarkan atas hari kerja tetapi implementasi pekerjaan menggunakan kalender, sehingga apa yang perlu dilakukan adalah "memindahkan" jumlah hari kerja yang dihasilkan dari perhitungan ke dalam tanggalkalender dan disebut kalender kerja.
Kalender kerja pada dasamya adalah kalender biasa yang menuliskan hari-hari kerja proyek secara berurutan dan tidak memasukkan ke dalam hitungan hari minggu dan hari besar /libur.
Tabel dibawah ini adalah contoh kalender kerja. Pada contoh kalender kerja diumpamakan hari kerja adalah 6 hari dalam seminggu. Pada tanggal 2 Januari 1992 kegiatan proyek telah memasuki hari ke-34, dikurangi 2 hari libur dan 4 hari minggu maka pada bulan Januari kegiatan berlangsung selama 25 hari.
Kalender kerja pada dasamya adalah kalender biasa yang menuliskan hari-hari kerja proyek secara berurutan dan tidak memasukkan ke dalam hitungan hari minggu dan hari besar /libur.
Tabel dibawah ini adalah contoh kalender kerja. Pada contoh kalender kerja diumpamakan hari kerja adalah 6 hari dalam seminggu. Pada tanggal 2 Januari 1992 kegiatan proyek telah memasuki hari ke-34, dikurangi 2 hari libur dan 4 hari minggu maka pada bulan Januari kegiatan berlangsung selama 25 hari.
Kalender Kerja |
Multititik Awal dan Multiterminal
Sampai sejauh ini, pembahasan jaringan kerja terbatas pada asumsi bahwa proyek hanya memiliki satu titik awal dan satu terminal akhir berikut bagaimana cara mengidentifikasi jalur kritis di antara jalur-jalur yang terletak di antara kedua titik tersebut. Asumsi ini dimaksudkan untuk memudahkan penangkapan dan pemahaman.
Pada kenyataan sesungguhnya proyek umumnya memiliki sejumlah titik awal dan terminal dengan jalur-jalur yang menghubungkan satu dengan yang lain, bahkan sering terjadi saling menyilang. Dengan demikian, usaha mengidentifikasi jalur kritis menjadi lebih ruwet.
Pada kenyataan sesungguhnya proyek umumnya memiliki sejumlah titik awal dan terminal dengan jalur-jalur yang menghubungkan satu dengan yang lain, bahkan sering terjadi saling menyilang. Dengan demikian, usaha mengidentifikasi jalur kritis menjadi lebih ruwet.
Contoh Soal
Proyek pembangunan kilang minyak mini dengan kegiatan utama ABCDEFGH terdiri dari 80 hari membuat desain-engineering dan pembelian (A), 90 hari konstruksi (B), 30 hari uji coba operasi peralatan termasuk ketel uap (C), 20 hari start-up dan uji coba operasi kilang (D), dan 30 hari mengumpulkan produksi untuk pengapalan perdana (E).
Dalam pada itu, salah satu lingkup proyek yaitu kegiatan pengadaan ketel uap (F-C-G) terdiri dari 90 hari pabrikasi (F), 30 hari uji coba operasl (C), dan dari menyusun laporan hasil uji-coba operasi ketel uap (G) .
Evaluasi uji coba tersebut penting karena bila menunjukkan hasil yang memuaskan maka proyek lain akan segera memesan ketel uap yang sama. Pekerjaan pabrikasi di atas diserahkan kepada "manufacturer" .
Pekerjaan membuat laporan operasi kilang guna serah terima dan pembayaran akhir proyek (H) ditargetkan selesai dalam waktu 10 hari dan baru dapat dimulai setefall STart-up dan uji coba operasi kilang selesai.
Dalam pada itu, salah satu lingkup proyek yaitu kegiatan pengadaan ketel uap (F-C-G) terdiri dari 90 hari pabrikasi (F), 30 hari uji coba operasl (C), dan dari menyusun laporan hasil uji-coba operasi ketel uap (G) .
Evaluasi uji coba tersebut penting karena bila menunjukkan hasil yang memuaskan maka proyek lain akan segera memesan ketel uap yang sama. Pekerjaan pabrikasi di atas diserahkan kepada "manufacturer" .
Pekerjaan membuat laporan operasi kilang guna serah terima dan pembayaran akhir proyek (H) ditargetkan selesai dalam waktu 10 hari dan baru dapat dimulai setefall STart-up dan uji coba operasi kilang selesai.
Menentukan Jalur Kritis
Analisis dengan menggunakan hitungan maju dan hitungan mundur dengan kondisi E(101) = Tm(101) = 0, E(201) = Tm(201 ) = 70, E(202) = Td(202) = 200, E(106) = Td(106) = 250 dan E(301) = Td(301) = 240 akan menghasilkan float seperti pada dibawah ini.
Jaringan Kerja AOA |
Terlihat bahwa beberapa kegiatan mempunyai float negatif, nol, dan positif. Untuk menentukan jalur kritis digunakan definisi yang berhubungan dengan multi titik awal dan multiterminal, yaitu jalur kritis adalah jalur yang memiliki float jalur (path float) terkecil.
Berdasarkan batasan di atas maka jalur kritis proyek di Tabel dibawah ini terdiri dari kegiatan-kegiatan A => B => C => G dengan float total -20, dan target kurun waktu Td (202) = 200. Karena float adalah negatif maka kurun waktu berdasarkan target kurang dari yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Multi Awal dan Multi terminal |
Demikianlah Materi tentang Analisis Tingkat Kritis Suatu Jalur pada Metode CPM. Jika anda menyukai Materi ini, Anda Bisa IKUTI Updetan Materi Berikutnya Melalui Facebook. Materi Berikutnya akan membahas tentang Perencanaan Waktu Proyek dengan Teknik PERT.
KLIK IKUTI
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Analisis Tingkat Kritis Suatu Jalur CPM
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://kampus-sipil.blogspot.com/2014/01/analisis-tingkat-kritis-suatu-jalur-cpm.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA