Sistem Pembangunan Modern/ Top And Down
Sistem Pembangunan Modern |
Sistem Pembangunan Modern/ Top And Down- Membangun bangunan tinggi yang dilakukan secara bersamaan ke bawah dan ke atas dinamakan top and down.secara sederhana metode konstruksi top and down dapat difinisikan sebagai suatu faktor konstruksi basement yang pada saat peleksanaannya, urutan pekerjaan tidak dimulai dari lantai basement paling bawah (dasar galian).
Tepatnya, titik awal pekerjaan dimulai dari pelat lantai satu (ground level atau muka tanah).kemudian, galian mengarah ke bawah yang secara bersamaan juga dilakukan pekerjaan struktur atas.dalam hal ini terjadi proses pekerjaan ganda.yaitu ke bawah dan ke atas.
Pada sistem konvensional (down-up), model pekerjaan itu tidak mungkin dapat dilakukan. Untuk sistem down up,urutan pekrjaan sangat standar, yaitu dimulai dari lantai besement paling bawah dilanjutkan ke atas,misalnya basement lantai 5,lalu basement lantai 4,basement lantai 3, dan seterusnya hingga pekerjaan lantai atap.
Hal itu tentu saja merupakan sebuah rangkaian pekerjaan panjang yang jauh berbedah dengan sistem modern. Sistem modern terbaagi menjadi dua metode, yaitu top and down maupun up and down. Antara sistem top and down dengan up and down terdapat perbedaan yang terletak pada pola penggalian tanah.
Sistem Pembangunan Top And Down
Pada sistem top and down, penggalian tanah dilakukan selapis demi selapis ke arah bawah.perencanaan tinggi antara lantai basement harus sesuai dengan kebebasan gerak alat penggali tanah (backhoe atau eksacavator) dan kendaraan angkutan material. Itulah sebabnya ketenggian antara lantai basement menjadi lebih besar. disini dapat penghematan biaya bekesting untuk pelat dan balok basement.seluruh struktur pelat dan balok di support oleh permukaan tanah yang belum digali.proses penggalian tanah basement dikerjakan pada setiap lantai hingga lantai basement terbawah yang merupakan pondasi bangunan keseluruhan.
Berikut ini diuraikan step by step pelaksanaan pembangunan dengan sistem top and down. Ada dua tahapan pekerjaan,yaitu pekerjaan tahap awal dan pekerjaan tahap konstruksi.
Berikut ini diuraikan step by step pelaksanaan pembangunan dengan sistem top and down. Ada dua tahapan pekerjaan,yaitu pekerjaan tahap awal dan pekerjaan tahap konstruksi.
Pekerjaan Tahap Awal
1.Seluruh pekerjaan pemesanagan dinding diaphragma sudah selesai.
2.Pengeboran tanah sampai di dasar lapisan tanah yang keras sesuai data dari laboratorium tanah. Prosedur pengerjaan pengeboranmenggunakan lumpur bentonite.
3.Pekerjaan semua kolom penunjang sementara (king post) telah siap.
4.Setiap sebuah lubang bor galian selesai dibuat,beton cor struktur yang sesuai dengan perencanaan mulai dimasukkan ke dasar galian hingga mendekati rencana pemasangan pile cap (lantai basement terbawah).
5.Lumpur bentonite masih tetap di dalam lubang sambil menunggu mengerasnya beton cor yang ada di bawah.
6.Sementara itu,pergerakan pengeboran terus berlangsung.
7.Ketika beton di dasar lubang sudah mencapai kekerasan yang dikehendaki,king post mulai dimasukkan ke dalam lubang galian hingga seluru king post terpasang.
Pekerjaan Tahap Konstruksi
1.Lakukan pekerjaan struktur lantai satu.
2.Lakukan juga penggalian untuk pekerjaan struktur basement lantai satu.
3.Pekerjaan pengurasan (dewatering sistem) sudah di berlakukan untuk memuluskan pekerjaan galian.
4.Setelah galian ruang basement lantai satu selesai,lakukan penyetingan bekesting untuk pelat basement dan pengupasan jelly lumpur bentonite untuk pemasangan besi kolom struktur utama.
5.Selanjutnya pengecoran adonan beton dilakukan.
6.Tahap berikutnya sesuai jadwal,dilakukan penggalian tanah untuk ruang basement lantai dua dengan langkah-langkah yang merupakan pengulangan untuk pekerjaan pada konsep pembuatan basement lantai satu. Pekerjaan ini dilanjutkan hingga ke lapisan basement terbawah.
2.Lakukan juga penggalian untuk pekerjaan struktur basement lantai satu.
3.Pekerjaan pengurasan (dewatering sistem) sudah di berlakukan untuk memuluskan pekerjaan galian.
4.Setelah galian ruang basement lantai satu selesai,lakukan penyetingan bekesting untuk pelat basement dan pengupasan jelly lumpur bentonite untuk pemasangan besi kolom struktur utama.
5.Selanjutnya pengecoran adonan beton dilakukan.
6.Tahap berikutnya sesuai jadwal,dilakukan penggalian tanah untuk ruang basement lantai dua dengan langkah-langkah yang merupakan pengulangan untuk pekerjaan pada konsep pembuatan basement lantai satu. Pekerjaan ini dilanjutkan hingga ke lapisan basement terbawah.
Sistem Pembangunan Up And Down
Pada sistem up and donw ,metode penggalian tanah sedikit berbeda dengan sistem top and down, yaitu sebagai berikut.
1.Ketinggian antara lantai basement didesain terbatas untuk menghemat biaya pembuatan konstruksi basement.hal inni mengakibatkan pergerakan alat penggali menjadi tidak leluasa.
2.Agar pergerakan alat penggali leluasa maka penggali dilakukan dua lapais basement sekaligus sebagai conton, Untuk pekerjaan basement lantai satu,penggalian dilakukan hingga basement lantai tiga.
3.Oleh karena terbatasnya ketinggian antara lain maka biaya tidak bias dikatakan lebih irit.hal ini disebabkan adanya pekerjaan penunjang struktur, yaitu pemakaian perancah. Menggali dua galian basement sekaligus akan menambah lagi satu rangkaian perancah antara dua basement tersebut. Kondisi ini berbeda dengan sistem top and down yang tidak memerlukan perancah.
4.Langkah-langkah pekerjaan selanjutnya sama dengan tahapan pekerjaan pada sistem top and down. perbedaan hanya pada metode galain (dua lapis basement sekaligus).
Perbedaan Sistem Modern dengan Sistem Konvensional
Jika dibandingkan dengan sistem konvensional (down-up),penggunaan sistem top and down secara keseluruhan tidak ada kerugiannya.penggunaan sistem top and down justru lebih menghemat biaya dan memangkas waktu pelaksanaan. Penghematan ini tentu akan menyebabkan turunnya biaya tenaga kerja serta biaya-biaya lain yang muncul di setiap pelaksanaan pembangunan sebuah bangunan tinggi.
Factor hemat waktu dan biaya memungkinkan sistem top and down akn berkembang cepat dan menjadi pilihan para pekerja struktur. Sementara pembangunan gedung bertingkat tinggi dengan sistem konsvensional (down-up) akan ditinggalkan.
Australia telah melakukan studi perbandingan untuk pembangunan tower 30 lantai. Secara analisis dinyatakan bahwa pembangunan dengan sistem top and down hanya membutuhkan biaya sebesar 49 juta dolar Australia. Sementara pembangunan dengan sistem down-up akan membutuhkan biaya sebesar 51,5 juta dolar Australia.
Factor hemat waktu dan biaya memungkinkan sistem top and down akn berkembang cepat dan menjadi pilihan para pekerja struktur. Sementara pembangunan gedung bertingkat tinggi dengan sistem konsvensional (down-up) akan ditinggalkan.
Australia telah melakukan studi perbandingan untuk pembangunan tower 30 lantai. Secara analisis dinyatakan bahwa pembangunan dengan sistem top and down hanya membutuhkan biaya sebesar 49 juta dolar Australia. Sementara pembangunan dengan sistem down-up akan membutuhkan biaya sebesar 51,5 juta dolar Australia.
Berdasarkan analisis biaya tersebut terdapat selisih penghematan sebesar 2,5 juta dolar Australia. Skala perbedaan time schedule pada sistem top and down lebih pendek. Factor inilah yang menyebabkan adanya penghematan biaya dan waktu.
Penggunaan sistem top and down dalam pembangunan bangunan tinggi memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1.Waktu pelaksanaan (time schedule) dapat di persingkat 10-20% di banding sistem konvensional.
2.Biaya pelaksanaan pembangunan dapat diperkecil.
3.Lahan kerja (luas tanah) yang terbatas tidak menjadi halangan terlambatnya proses pekerjaan.
4.Pekerjaan awal dapat dimulai secara bersamaan tanpa saling menunggu sehingga tidak ada pekerjaan tunda.artinya, saat proses galian berjalan, pekerjaan struktur juga dapat bergerak bersamaan.
5.Pekrjaan galian tanah dilakukan secara bertahap ke arah bawah sesuai pelaksanaan di tiap lantai basement.
6.tidak di perlukan tambahan dinding basement untuk finishing seperti pada sistem retaining wall.
7.Tidak perlu adanya pekerjaan ground anchorage sehingga menjadi low cost basement.
8.Penurunan gedung (settlement) di sebelahnya diperkecil sehingga pekerjaan berjalan lebih aman.
9.Faktor rusaknya rumah penduduk akibat pengurasan ait tanah dapat diminimalkan.
Melaluai faktor top and down,masalah-masalah yang berkaitan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang panjang dan biaya yang tinggi dapat teratas. Sangat menarik bila dapat mengerjakan pembangunan sebuah gedung tinggi memakai cara ini. Banyak tantangan dan hal-hal yang baru dalam pelaksanaan pekerjaannya. Namun,aplikasi sistem ini terkendala oleh kurangnya sumber daya manusia. masih sedikit ahli yang berpengalaman untuk pekerjaan dengan pekerjaan sistem top and down ini. Oleh karena itu,tuntunan akan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.
Penggunaan sistem top and down dalam pembangunan bangunan tinggi memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1.Waktu pelaksanaan (time schedule) dapat di persingkat 10-20% di banding sistem konvensional.
2.Biaya pelaksanaan pembangunan dapat diperkecil.
3.Lahan kerja (luas tanah) yang terbatas tidak menjadi halangan terlambatnya proses pekerjaan.
4.Pekerjaan awal dapat dimulai secara bersamaan tanpa saling menunggu sehingga tidak ada pekerjaan tunda.artinya, saat proses galian berjalan, pekerjaan struktur juga dapat bergerak bersamaan.
5.Pekrjaan galian tanah dilakukan secara bertahap ke arah bawah sesuai pelaksanaan di tiap lantai basement.
6.tidak di perlukan tambahan dinding basement untuk finishing seperti pada sistem retaining wall.
7.Tidak perlu adanya pekerjaan ground anchorage sehingga menjadi low cost basement.
8.Penurunan gedung (settlement) di sebelahnya diperkecil sehingga pekerjaan berjalan lebih aman.
9.Faktor rusaknya rumah penduduk akibat pengurasan ait tanah dapat diminimalkan.
Melaluai faktor top and down,masalah-masalah yang berkaitan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang panjang dan biaya yang tinggi dapat teratas. Sangat menarik bila dapat mengerjakan pembangunan sebuah gedung tinggi memakai cara ini. Banyak tantangan dan hal-hal yang baru dalam pelaksanaan pekerjaannya. Namun,aplikasi sistem ini terkendala oleh kurangnya sumber daya manusia. masih sedikit ahli yang berpengalaman untuk pekerjaan dengan pekerjaan sistem top and down ini. Oleh karena itu,tuntunan akan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.
Anda Bisa Membaca Artikel lain tentang Manajemen Proyek dibawah ini. Jika anda suka mohon Like dan di Bagikan ke teman-teman yang lain. Terima Kasih
- MANAJEMEN PROYEK : Total Quality Control
- PT. Hutama Karya pada Proyek Jalan Tol
- PT.Waskita Karya Pelaksana Proyek Tol Bali
- Pengenalan Form Work pada Proyek Konstruksi
- Pengenalan Jumping Form
- Pengenalan Slip Form
- Penggunaan Form Work Khusus
- Perhitungan Kekuatan Untuk Form Work
- Proyek Underpass Simpang Dewa Ruci Bali.
- Quality Control Pekerjaan Jalan
- Sistem Pembangunan Konvensional/Down-up - New !!
- Teknologi Form Work
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA