Cara Pengujian Beton
Mesin Pengujian Beton |
Pengambilan contoh uji Beton dan pengujian dalam pelaksanaan pekerjaan beton secara umum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan.
Pertama, pengambilan contoh dan pengujian material penyusun beton, yang meliputi bahan-bahan semen, agregat, air dan atau bahan tambah. Hasil pengujian ini akan digunakan sebagai dasar sebagai perancangan beton (mix design)
Kedua, Pengambilan contoh dan pengujian beton segar. pengujian ini dilaksanakan setelah didapatkan suatu komposisi campuran beton. pengujian ini dilakukan untuk menguji sifat-sifat dari beton segar dan pengaruhnya nanti setelah beton mengeras.
Ketiga, Pengambilan contoh dan pengujian beton keras. pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari struktur yang direncanakanndan langkah perbaikan selanjutnya.
Pengambilan contoh uji material Beton
Cara Pengujian Beton |
Pengambilan contoh uji ini dilakukan agar kondisi sebenarnya dapat terwakili. batasan minimum contoh yang harus diambil dalam suatu ukuran tertentu belum dijelaskan secara rinci. secar mudah, untuk tingkat homogenitas material yang tinggi, contoh uji akan lebih sedikit diambil. standar yang dapat diadopsi mengikuti ASTM D.3665 "practice for Rando Sampling of contruction material" aturan pengambilan sampel mengikuti aturan statistik.
Sampel semen Portland
pengambilan contoh uji semen dilakukan secara acak. untuk semen zak yang telah disimpan cukup lama digudang, perlu dilakukan pengambilan sampel, begitupun untuk semen curah.
Sampel Agregat
Pengambilan contoh uji dalam agregat pun harus dilakukan secara acak, namun karena variabilitas sumber agregat yang tinggi maka pengambilan contoh pun bergantung pada tempat asal agregat. ASTM D.75 "Standard Practice for sampling Aggregates" memberikan rekomendasi tentang pengambilan sampel ini :
(1). Pengambilan dari Quarry
(1). Pengambilan dari Quarry
Jika agregat yang akan digunakan dalam campuran nantinya langsung diambail dari quarry maka contoh yang di amabil harus dapat mewakili. Contoh dapat diamabil dari daerah-daerah yang akan digunakan. Untuk lapisan yang lebih dalam, dapat digunakan pengeboran atau pipa yang diruncingkan (khusus agregat halus). Pengambilan contoh sebaiknya dilakukan pada arah vertical, karena homogenitas dari sisi vertical biasanya tinggi.
(2). Pengambilan dari Timbunan
Jika diambil dari timbunan, contoh uji harus diambil pada interval tertentu yang dirasa mewakili. Pada alpisan terdalam, pengambilan dilakukan dengan pipa atau penggalian dengan sekop/ekskavator.
(3). Pengambilan dari Belt Conveyor
Pengambilan contoh dengan belt conveyor harus dilakukan secara penuh dalam arah melintang dal dalam waktu yang pendek. Banyak sedikitnya sempel yang diambil tergantung homogenitas agregat.
(4). Pengambilan dari Train (gerbong kerta api)
Pengambilan contoh dilakukan pada setiap gerbong, pada sisi-sisi dan tengah gerbong. Banyak sedikitnya contoh uji yang diambil tergantung homogenitas agregat. Jika contoh agregat yang diambil terlalu banyak, dapat dikurangni sesuai dengan kebutuhan. Pengurangan ini dapat dilakukan secara manual (Quarter Method) atau dengan mesin (Splitter Machine). Standar yang dapat di adopsi adalah ASTM c.702 "Standard Practice, For Reducing Samples Of Agregate to Testing Size".
(2). Pengambilan dari Timbunan
Jika diambil dari timbunan, contoh uji harus diambil pada interval tertentu yang dirasa mewakili. Pada alpisan terdalam, pengambilan dilakukan dengan pipa atau penggalian dengan sekop/ekskavator.
(3). Pengambilan dari Belt Conveyor
Pengambilan contoh dengan belt conveyor harus dilakukan secara penuh dalam arah melintang dal dalam waktu yang pendek. Banyak sedikitnya sempel yang diambil tergantung homogenitas agregat.
(4). Pengambilan dari Train (gerbong kerta api)
Pengambilan contoh dilakukan pada setiap gerbong, pada sisi-sisi dan tengah gerbong. Banyak sedikitnya contoh uji yang diambil tergantung homogenitas agregat. Jika contoh agregat yang diambil terlalu banyak, dapat dikurangni sesuai dengan kebutuhan. Pengurangan ini dapat dilakukan secara manual (Quarter Method) atau dengan mesin (Splitter Machine). Standar yang dapat di adopsi adalah ASTM c.702 "Standard Practice, For Reducing Samples Of Agregate to Testing Size".
Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode-metode pengurangan tersebut.
Alat Pembagi Bahan Uji Beton |
(1). Mesin Pembagi (Mechanical Splitter) atau metode A
Splitter Machine/Sample Splitter merupakan alat pembagi contoh yang biasanya digunakan di laboratorium untuk volume pengerjaan yang kecil. Agregat yang masuk ke dalam mesin pembagi akan dibagi dua sama banyak, dimana satu bagian keluar/berhenti dan satu lagi terbagi dua sama banyak, hingga didapatkan contoh ujib yang diingnkan.
(2). Quartering Method Atau Metode B.
Agregat ditaruh di tempat yang datar kemudian dicampur secara merata. Caampuran agregat kemudian dibagi empat sama besar, dengan terlebih dahuklu membentuk lingkaran. Lingkaran tersebut dibagi menjadi empat yang sama besarnya. Dua contoh yang berlawanan arah diambil sebagai contoh uji. Jika masih terlalu banyak, diulangi lagi sampai didaptkan contoh yang diinginkan.
(3) Miniatur Penimbunan (Miniature Stockpile Sampling) Atau metode C
Metode pengambilan sampel dengan cara agregat halus saja. Metode ini merupakan cara C dalam ASTM C.702 Prosedur pelaksanaannya adalah menempatkan contoh agregat halus pada tempat yang keras serta bersih dan meratakan permukaannya. Material dicampur dan diputar-putar sebanyak tiga kali. Bentuk kerucut dibuat dengan menggunakan sekop. Puncak kerucut kemudian ditekan dengan sekop agar terbagi menjadi empat bagian.
Mesin Pembagi Contoh Uji Beton |
Sampel AIR Untuk Beton
Contoh air harus mewakili aspek homogenitas. Pelaksanaannya dapt dilakukan secara reguler. Pengujian khusus untuk air jarang dilakukan karena secara visual kita dapat menentukan layak tidaknya air tersebut.
Sampel BAHAN TAMBAH Untuk Beton
Bahan tambah diuji sesuai dengan manualnya.
Demikianlah sedikit pembahasan tentang Cara Pengujian Beton semoga bermanfaat. Jika ada yang salah mohon diberikan komentar dibawah ini.
Anda Bisa Membaca Artikel lain tentang Konstruksi Beton dibawah ini. Jika anda suka mohon Like dan diBagikan ke teman-teman yang lain. Terima Kasih
- Aktivitas Pengerjaan Beton
- Cara Penuangan Beton dalam Air - New !!
- Cara Perawatan Beton Terbaru - New !!
- Cara dan Prosedur Penuangan Adukan Beton - New !!
- Cara dan Proses Pemadatan Beton - New !!
- Hal Penting dalam Pekerjaan Beton - New !!
- Kebutuhan Beton Konstruksi di Indonesia
- Kebutuhan Dalam Penyeledikan Beton
- Kelebihan dan Kekurangan Beton
- Kinerja Beton Penting buat Konstruksi
- Komposisi Bahan Campuran Beton - New !!
- Kriteria Perancangan Campuran Beton
- Mengenal Beton dalam Dunia Teknik Sipil
- Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton - New !!
- Pekerjaan Konstruksi Beton
- Penerapan Besi Beton Bertulang Pada Konstruksi
- Pengangkutan Beton Segar
- Pengenalan Form Work pada Proyek Konstruksi
- Pengerjaan Beton pada Cuaca Panas - New !!
- Perkerasan Jalan Beton Prategang
- Persyaratan Bahan Bangunan Beton
- Riwayat Perkembangan Beton
- Sifat dan Karakteristik Perancangan Beton
- Sifat-Sifat Beton Segar - New !!
- Syarat Pengadukan Beton SNI
- Syarat perancangan Beton SNI
- Tata Cara Pengadukan Beton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA