Pages - Menu

Kamis, 05 Desember 2013

Perilaku dan Dinamika Proyek Konstruksi

Perilaku dan Dinamika Proyek

Perilaku dan Dinamika Proyek Konstruksi- Sejak dahulu telah dikenal adanya proyek. Wujud dan skalanya dapatberaneka ragam, mulai dari rumah huniannsederhana sampai dengan candi-candi raksasa.Semakin maju peradaban manusia semakin besar dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang makin terampil dan canggih. 
Akan tetapi, mengapa kegiatan tersebut disebut proyek? Bagaimana halnya dengan kegiatan petani di ladang atau nelayan di laut yang terus-menerus dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

Jawaban atas pertanyaan tersebut akan menjadi topik pembahasan pada kesempatan ini,yakni batasan dan penjelasan kegiatan yang berbentuk proyek. Pembahasan dimulai dengan merumuskan definisi dan membedakannya dengan kegiatan operasional rutin, menyinggung kriteria ukuran besar kecil dan kompleksitas suatu proyek. Pembahasan kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dinamika yang melekat pada kegiatan tersebut. Bagian akhir mengetengahkan berbagai tahap serta perilaku yang spesifik selama proyek berlangsung.


Perilaku Kegiatan Proyek

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Lingkup (scope) tugas tersebut dapat berupa pembangunan pabrik, pembuatan produk baru atau pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

Dari pengertian di atas maka ciri pokok proyek adalah sebagai berikut:
  • Bertujuan Menghasilkan Lingkup Tertentu beupa produk atau hasil akhir tetentu
  • Dalam proses mewujudkcm lingkup di atas, Ditentukan Jumlah Biaya, Jadwal, serta Mutu
  • Bersaat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas, titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas
  • Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang Proyk berlangsung
Di samping proyek, dikenal pula program yang mempunyai sifat sama dengan proyek. Perbedaannya terletak pada kurun waktu pelaksanaan dan besarya sumber daya yang diperlukan. Program memiliki skala lebih besar daripada proyek. Umumnya, program dapat dipecah menjadi lebih dari satu proyek. Dengan kata lain, suatu program merupakan kumpulan dari bermacam-macam proyek.


Sasaran Proyek dan Tiga Kendala ( Triple Comstrain )

Selain berbentuk bangunan di atas telah disebutkan bahwa tiap proyek memiliki tujuan khusus, misalnya membangun rumah tinggal, jembatan, atau instalasi pabrik. Dapat pula berupa produk hasil kerja penelitian dan pengembangan. 

Di dalam proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek.

Anggaran Proyek

Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan secara total proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponennya atau per periode tertentu (misalnya, per kuartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.

Jadwal  Proyek

Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.

Mutu Proyek

Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.

Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. 

Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan parameter lingkup sehingga parameter di atas menjadi lingkup, biaya, jadwal dan mutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA